Selasa, 20 Mei 2014

Raisa - LDR

Ku teringat dalam lamunan
Rasa sentuhan jemari tanganmu
Ku teringat walau telah pudar
Suara tawamu, sungguh ku rindu

Tanpamu langit tak berbintang
Tanpamu hampa yang ku rasa

Seandainya jarak tiada berarti
Akan ku arungi ruang dan waktu dalam sekejap saja
Seandainya sang waktu dapat mengerti
Takkan ada rindu yang terus mengganggu
Kau akan kembali bersamaku

Ku teringat walau telah pudar
Suara tawamu, sungguh ku rindu

Tanpamu langit tak berbintang
Tanpamu hampa yang ku rasa

Seandainya jarak tiada berarti
Akan ku arungi ruang dan waktu dalam sekejap saja
Seandainya sang waktu dapat mengerti
Takkan ada rindu yang terus mengganggu
Kau akan kembali bersamaku

Terbit dan tenggelamnya matahari
Membawamu lebih dekat
Denganmu langitku berbintang
Denganmu sempurna ku rasa

Seandainya jarak tiada berarti
Akan ku arungi ruang dan waktu dalam sekejap saja
Seandainya sang waktu dapat mengerti
Takkan ada rindu yang terus mengganggu
Kau akan kembali bersamaku

(seandainya jarak tiada berarti)
Akan ku arungi ruang dan waktu dalam sekejap saja
Seandainya sang waktu dapat mengerti
Takkan ada rindu yang terus mengganggu
Kau akan kembali bersamaku

Doa Terbaik

Sebenarnya saya tidak tahu harus memulai dari mana. Saya hanya ingin bercerita tentang kamu, tentang sepotong pelajaran
hidup yang pernah saya tempuh saat bersama kamu.

Saat kamu yakin, jangan pernah takut kehilangan saya karena saya tidak akan pergi meski bukansaya yang akhirnya menjadi pilihan kamu. Saya akan mengantar kamu dengan senyuman. Diam-diam berdoa agar kamu bahagia menjalani apa yang sudah kamu pilih.

Setelah kamu mulai menjalani tahap demi tahap yang tidak mudah, saya hanya ingin satu hal, satu hal yang paling penting. Tolong jangan pernah mengeluh tentang apa yang sudah kamu pilih. Hal itu hanya akan membuat saya semakin merasa bersalah.Merasa bersalah karena sudah membiarkan kamu menjalani tahapan yang membuat kamu
merasa tidak nyaman. Saya juga akan menyesal mengapa saya dulu tidak berusaha lebih kuat untuk mencegah kamu membuat pilihan yang (menurut saya) kurang baik untuk kamu jalani. Tapi percayalah, saya akan ikut bahagia jika kamu menjalani sesuatu yang memang kamu nikmati.

Berjanjilah untuk tetap konsisten atas komitmen yang telah kamu pilih. Jangan pernah menyesal telah mengambil pilihan ini dan berjanjilah untuk tetap ada bersama saya meski semua mungkin terasa sulit untuk
dijalani. Saya akan tetap berharap dan menunggu. Maaf telah meminta kamu untuk banyak berjanji.

Sayang, maafkan saya jika (mungkin) suatu saat nanti saya bersifat seperti anak kecil, selalu merengek dan seringkali membuat
kamu kesal. Maafkan karena saya telah menyita waktu kamu yang berharga hanya untuk menceritakan lelucon kehidupan yang hari ini saya alami. Saya harap kamu dapat memaafkan semua itu karena hal itu saya lakukan semata mata hanya untuk meyakinkan diri saya bahwa saya ternyata masih memiliki kamu sebagai tempat berbagi. Meski kamu memang bukan yang dulu lagi.

Sayang, seandainya saya memang harus benar-benar melepas kamu dan lama kelamaan kehilangan kamu, saya hanya ingin minta satu hal: tolong perlambat prosesnya hingga saya siap. Izinkan saya untuk benar-benar percaya bahwa kamu memang tidak lagi bersama saya dan bukan lagi “milik” saya. Jangan kejutkan saya dengan proses tiba-tiba seperti ini. Jujur, terselip rasa takut di dalam diri saya sejak kamu memutuskan pilihan yang kamu kehendaki. Rasa takut itu hampir terwujud sekarang.

Dan akhirnya, di sini saya hanya bisa tersenyum dan diam-diam mengamati perkembangan kamu. Terselip doa, semoga kamu menjadi orang yang lebih baik. Sungguh saya tidak merasa dikorbankan atau disingkirkan, karena saya sudah bilang di awal, “saya akan bahagia jika kamu bahagia”. Mungkin kamu tidak tahu, saya sudah siap diabaikan sejak kamu mengambil keputusan yang kamu jalani kini.

Terakhir, berjanjilah untuk bahagia dan menjadi orang yang hebat. Dari jarak berkilo-kilometer ini saya kirimkan doa terbaik untuk
kamu yang di sana, kamu yang pernah mengisi hari-hari terbaik dalam hidup saya.

Kepada Kamu yang Masih dalam "Jika"....

Jika suatu hari kamu rindu dan ragaku terlalu jauh untuk kamu gapai,
berdoalah..
Agar aku dikuatkan, atau kamu diberikan rezeki berlebih untuk menemuiku.

Jika suatu hari kamu merasa tersisihkan karena semua kesibukanku,
mengertilah..
Aku disini berusaha, agar kelak kita bisa bersama dan kita tak perlu bekerja terlalu keras seperti ini, untuk membayar semua waktu saat kita terpisah seperti ini.

Jika suatu hari kamu tidak yakin akan semua yang kita jalani,
berusahalah..
Agar kita bisa diberikan jalan, atau setidaknya diberikan kemantapan hati untuk melalui apa yang sebenarnya begitu ganjil untuk dijalani.
Mencintai dari jauh..

Jika suatu hari kamu membuka mata dan mendapati diriku tak ada disana,
bersabarlah..
Akan datang waktu, dimana jarak terjauh dari aku tak dapat melihatmu adalah ketika saling berpunggungan ketika tidur.

Jika suatu hari kamu mencari sosok untuk kamu rengkuh dengan erat
dan sempurna,
cobalah tetap tenang..
Biarlah malaikat yang menjaga langkahmu, biarlah sayapnya menggenggammu erat dan membuatmu aman. Aku yakin, malaikat menyayangi mereka yang mencintai tanpa syarat.

Jika suatu hari kamu kebingungan menentukan langkah, sedangkan aku terlalu fana untuk bisa kamu andalkan,
Yakinilah..
Apapun jalan yang kamu ambil, selama untuk kebaikan kita bersama, aku disini akan tetap tersenyum, memberika suntikan semangat melalui setiap permintaanku kepada Tuhanku.

Jika suatu hari kamu merasa semua yang kita jalani tanpa tujuan,
Ingatlah..
Kita pernah memutuskan untuk bersama, saling jatuh cinta dan berharap pada mimpi yang pernah kita bangun. Berkomitmen menjalani semua, dan saling menjaga segala rasa.

Jika suatu hari kamu ingin mengakhiri ini semua,
renungkanlah..
Ada kelelahan yang tak dapat kita sembunyikan dalam menjalaninya, tapi akan ada penyesalan yang terukir pasti dan juga tenaga yang terkuras habis apabila suatu saat nanti kita memutuskan berjalan sendiri.

Jika suatu hari kamu lelah,
Percayalah..
Aku masih disini, di tempat kita biasa bertemu, menunggumu datang untuk kembali bercengkrama, walau sesudahnya ada episode baru bernama rindu yang lebih hebat.

Jika suatu hari kamu merasa dadamu hangat,
Peganglah..
Itu doaku, agar kamu selalu merasa
tenang. Tuhan sedang menyentuhmu, karena pintaku dalam sujudku.

Untuk kamu yang kucintai dari
jauh..
bersabarlah..
Aku disini.. Masih ditempat yang
sama, dengan rindu yang menumpuk,
dan cinta yang tak kalah banyaknya..
Aku disini, menunggumu pulang.
Karena kamu, sudah kubuatkan rumah.
Didalam sini.
Dalam hatiku, yang selalu tak pernah gagal untuk kamu sentuh.

Senin, 19 Mei 2014

Jauh di mata dekat di hati

Hey perempuan cantik yang kupanggil teteh,

Sebelumnya terima kasih atas segala support yg diberikan. Aku ingin sekali memelukmu.Tapi saat ini, mungkin baru hanya bisa sebatas emote peluk itu. Terima kasih karena selalu jadi teteh nomer satu yang selalu ada disitu. Aku memang anak sulung dari 2 bersaudara dan tak punya teteh kandung. Tapi kamu sudh seperti menjagaiku dari kejauhan. Seperti menekankan kalau aku tidak pernah sendirian. Memberikan perhatian yang kamu titipkan lewat perkataan. Membantuku melewati masa-masa sulitku. Menemaniku dengan kata-kata penyemangatmu. Dan hal paling manis adalah ketika kamu ingin terbang melesat berada di dekatku saat ku hadapi susahku. Mungkin kadang kamu tak banyak bicara, tapi kamu selalu menunjukkan kamu tetap ada disana.Berbagi denganmu adalah salah satu hal menyenangkan yang suka kulakukan. Mungkin kamu memang teteh kiriman dari Tuhan.

Aku ingat setahun lalu. Kita hanya dua perempuan yang saling tak kenal, beda usia, terpaut jarak. Tapi sekarang kita sepasang kakak beradik yang saling bercerita tentang segala hal termasuk cinta, berharap bisa bertemu disuatu ketika. Dari puluhan adik-adik barumu, aku adalah salah satu yang peduli padamu. Jadi jangan pernah sungkan untuk cerita padaku, hal apapun yang menganjal hatimu. Sudah berkali banyak teteh-teteh manis yang datang lalu pergi, aku hanya meminta agar kamu tetap disini.

Seandainya kamu teteh dari satu ayah. Aku pernah cerita-cerita tentangmu pada mereka, suatu hari nanti akan kukenalkan langsung pada mereka. Agar juga kamu panggil mereka ayah dan mama. Terlalu banyak seandainya dalam pikiranku.Seandainya kau disini, seandainya…
seandainya dan seandainya. Tapi seandainya kamu benar-benar ada disini, sungguh aku akan memelukmu manja dengan sangat lama. Makan es krim berdua, menikmati hujan bersama, perang bantal sampai menyerah dan hal hal menyenangkan lainnya. Pasti banyak yang bisa kubagi bersamamu. Kita hanya tinggal menunggu waktu. Janji suatu hari nanti kita akan begitu?

Teh titin, aku sayang sekali padamu. Jaga dirimu baik-baik disana, tunggu sampai Tuhan yang mendekatkan kita untuk bertemu mata demi mata. Aku percaya pada jarak, dia tak pernah bermaksud menjauhkan. Ia justru mendekatkan.

Peluk penuh cinta dari perempuan yang kamu anggap adik ({})